MAJALAHJURNALIS.Com
(Jakarta) -Menteri Koodinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko
Marinves) Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri BUMN Erick Thohir dikabarkan akan
dilaporkan ke KPK. Pelaporan itu terkait dugaan keterlibatan dua menteri itu
dalam bisnis tes PCR.
"Kami akan ke KPK hari ini. Pelaporan
dugaan keterlibatan Luhut Binsar Pandjaitan dan Erick Thohir dalam bisnis tes
PCR," kata Wakil Ketua Umum Partai Rakyat Adil Makmur (PRIMA) Alif Kamal
kepada wartawan, Kamis (4/11/2021). PRIMA mengatakan pelaporan ini berangkat dari
kondisi yang terjadi saat rakyat tengah bertahan hidup di tengah pandemi namun
justru ada peraturan soal tes PCR. PRIMA menolak keterlibatan pejabat negara
yang menggunakan kekuasaan untuk melindungi kepentingan bisnisnya.
"PRIMA menolak keterlibatan pejabat
negara yang menggunakan kekuasaan untuk melindungi kepentingan bisnisnya.
Apalagi, bisnis kepada rakyat di saat rakyat sedang menghadapi kondisi yang
sangat di berat di masa pandemi," tuturnya. Kabar sejumlah menteri bermain di PCR ini
diungkap Mantan Direktur YLBHI Agustinus Edy Kristianto. Para menteri ini
diduga memiliki keterkaitan dengan PT Genomik Solidaritas Indonesia.
"Menteri itu ternyata terafiliasi (ada
kaitannya) dengan PT Genomik Solidaritas Indonesia. Unit usaha PT itu adalah
GSI Lab yang jualan segala jenis tes Covid-19: PCR Swab Sameday (275 ribu),
Swab Antigen (95 ribu), PCR Kumur (495 ribu), S-RBD Quantitative Antibody (249
ribu)," tulisnya di Facebook seperti dirangkum detikcom, Rabu (3/11/2021).
Luhut Binsar Pandjaitan:
(Agung Pambudhy-detik)
Keterkaitan para menteri diduga melalui
pemegang saham GSI. PT Toba Bumi Energi dan PT Toba Sejahtrea sebagai salah
satu pemegang saham GSI disebut memiliki keterkaitan dengan Luhut. Sementara,
Erick diduga memiliki keterkaitan dengan GSI melalui Yayasan Adaro Bangun
Negeri. Yayasan ini di bawah PT Adaro Energy Tbk di mana kakak Erick, Garibaldi
Thohir merupakan presiden direkturnya. Para juru bicara menteri pun buka suara membantah
hal tersebut. Juru Bicara Menko Luhut, Jodi Mahardi juga
membantah Luhut 'bermain' di bisnis tes PCR. Menurut Jodi, Luhut memang
mendapat ajakan oleh beberapa kelompok pengusaha membentuk GSI.
Namun, dia menegaskan hal itu dilakukan
bukan untuk berbisnis, apalagi cari untung. Jodi menjelaskan perusahaan
dibentuk dalam rangka inisiatif membantu penyediaan tes COVID-19. Dia
mengatakan GSI terbentuk di awal pandemi saat penyediaan tes COVID-19 jadi
kendala besar di Indonesia.
"Terkait GSI, jadi pada waktu itu, Pak
Luhut diajak oleh teman-teman dari Grup Indika, Adaro, Northstar, yang memiliki
inisiatif untuk membantu menyediakan test COVID-19 dengan kapasitas test yang
besar. Karena hal ini dulu menjadi kendala pada masa-masa awal pandemi ini
adalah salah satu kendala," ungkap Jodi kepada detikcom.
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga
juga membantah isu tersebut. Menurutnya, tudingan itu tendensius.
Erick Thohir. @Okezone.com
"Isu bahwa Pak Erick bermain tes PCR
itu isunya sangat tendensius," katanya.
Arya pun mengurai data tes PCR di Indonesia.
Sampai saat ini, tes PCR telah mencapai 28,4 juta. Sementara, PT GSI yang
dikaitkan dengan Erick Thohir hanya melakukan tes sebanyak 700 ribu.
"Jadi kalau dikatakan bermain, kan lucu
ya, 2,5% gitu. Kalau mencapai 30%, 50% itu oke lah bisa dikatakan bahwa GSI ini
ada bermain-main. Tapi hanya 2,5%," ujarnya.
Arya mengatakan, Yayasan Adaro yang
dikaitkan dengan Erick Thohir hanya memegang saham 6% di GSI. Menurutnya, sangat
minim perannya di tes PCR.
0 Comments