MAJALAHJURNALIS.Com
(Mandailing Natal) -Sebanyak 16 kecamatan di Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara,
diterjang banjir serta longsor. Empat desa di antaranya dilaporkan masih
terisolasi.
Kadis Kominfo Madina Sahnan Pasaribu mengatakan banjir dan
longsor terjadi akibat hujan deras mengguyur kawasan Madina dua hari sebelumnya.
Akibatnya, ada 16 kecamatan yang mengalami banjir dan longsor.
"16 kecamatan kita terlanda, meliputi 74 desa, sebagian
besarnya itu ada banjir, sebagiannya lagi ada longsoran sehingga memutus akses
kawasan pantai barat. Kita nggak bisa lalui karena genangan air yang tinggi di
perbatasan Sumatera Barat dengan kita di Kecamatan Ranto Baek, dari sana kita
nggak bisa masuk," kata Sahnan dimintai konfirmasi, Minggu (19/12/2021).
Sahnan menuturkan dari arah ibu kota Madina menuju pantai
barat juga terdapat puluhan titik longsor. Lalu, ke arah Natal juga petugas
diketahui belum bisa masuk karena ada genangan di beberapa desa.
"Dari arah ibu kota menuju ke pantai barat juga ada
puluhan titik longsoran. Tapi ini sudah dari kemarin kita bersihkan, pas kita
bersihkan turun lagi, turun lagi dan ke arah Natal itu kita nggak bisa masuk,
karena masih ada genangan di beberapa desa," ujar Sahnan.
"Kemudian dari arah Tapanuli Selatan juga kita nggak
bisa masuk, dari Batangtoru," sebut Sahnan.
Sahnan mengatakan masih ada empat desa di Kecamatan Muara
Batang Gadis yang terisolasi. Ada sedikitnya dua ribu lebih masyarakat yang
berdiam di sana.
"Jadi masih ada desa yang masih belum bisa kita masukin
terutama di Muara Batang Gadis. Terisolir, ada empat desa di sana. 2.400-anlah
warganya di situ terisolir," ujar Sahnan.
Sahnan menuturkan ada 11 ribuan penduduk terdampak banjir di
Madina. Ada yang telah dievakuasi ke posko pengungsian, ada juga yang telah
mengungsi ke tempat-tempat sanak saudaranya yang tidak terkena banjir.
"11 ribuan. Itu mengungsi di tempat- tempat yang aman,
tapi tidak banyak yang kita buat titik pengungsi karena bisa bergabung dengan
tetangga yang tidak terdampak, dengan desa terdekat tempat-tempat
saudaranya," ujar Sahnan.
Sahnan mengaku sebagian besar kondisi banjir di sana sudah
mulai surut karena pagi ini juga sudah mulai cerah.
"Sebagian besar sudah surut, tapi di beberapa kawasan
menuju Natal, ada empat desa itu belum bisa dilalui kendaraan. Masih di atas
satu meter di jalan," ujar Sahnan.
Sebelumnya, ada belasan kecamatan yang dilanda banjir akibat
tingginya curah hujan di kawasan itu beberapa hari terakhir.
Dilansir dari Antara, Sabtu (18/12/2021), ke-13 kecamatan
yang direndam banjir tersebut adalah Kecamatan Panyabungan, Panyabungan Barat,
Panyabungan Timur, Panyabungan Selatan, Siabu, Hutabargot, Nagajuang, Batang
Natal, Lingga Bayu, Ranto Baek, Sinunukan, Natal, dan Kecamatan Muara Batang
Gadis.
Ada ribuan rumah penduduk yang terendam. Kepala BPBD Madina,
Subuki, mengatakan banjir terjadi akibat tingginya curah hujan yang melanda beberapa
daerah dalam dua hari terakhir.
"Tingginya curah hujan sejak Jumat (17/12) hingga hari
ini mengakibatkan beberapa sungai meluap dan menggenangi perumahan
penduduk," ujarnya.
Tingginya curah hujan juga mengakibatkan ruas jalan Jembatan
Merah-Muarasoma tertutup material longsor.
Bupati Mandailing Natal Jakfar Sukhairi Nasution menetapkan
status darurat bencana banjir dan longsor di Madina mulai 18 hingga 31 Desember
2021. Status yang berlangsung selama 14 hari ini ditetapkan dalam surat
keputusan Bupati Madina Nomor 360/0947/K/2021.
Penetapan status darurat tersebut dilakukan berdasarkan hasil
rapat Forkopimda. Status darurat ini diputuskan dengan mempertimbangkan curah
hujan yang sangat tinggi mengakibatkan banjir, longsor, sehingga mengganggu
kehidupan masyarakat.
Selain itu, banjir dan longsor menimbulkan kerusakan
infrastruktur dan fasilitas umum di Mandailing Natal. Bupati juga menerbitkan
Surat Keputusan Nomor 360/0948/K/2021 tentang Pos Komando Penanganan Darurat
Bencana Banjir dan Tanah Longsor di Kabupaten Mandailing Natal yang diketuai
Sekretaris Daerah Gozali SH MM.
0 Comments