|
Gubsu
Edy Rahmayadi (tengah) saat acara HANI di Medan (Nizar Aldi/detikSumut) |
MAJALAHJURNALIS.Com (Medan) - Gubernur Sumut
Edy Rahmayadi mengaku pesimis dengan penanganan peredaran narkoba di Sumut.
Edy mengatakan
peredaran narkoba ini sulit dibasmi meski menggunakan tank.
Hal itu
disampaikan Edy saat peringatan Hari Anti Narkoba Internasional (HANI) di
Medan, Senin (27/6/2022).
Dia awalnya
berbicara soal dirinya yang sering menghadiri kegiatan tentang pemberantasan
narkoba.
"Saya sudah
ada ya hampir 21 kali bicara tentang narkoba ini selama 4 tahun saya menjabat.
Terus setiap tahun juga dilakukan acara-acara seperti ini tingkat
internasional, ada tingkat daerah," ucap Edy dalam sambutannya.
Edy mengatakan
saat ini Sumut menjadi rangking pertama peredaran narkoba di Indonesia.
Dia mengaku,
jika peredaran Narkoba di Sumut ini memang sulit diatasi, meski menggunakan
tank.
"Saat ini,
kita terbesar dan nomor satu se-Indonesia si pengguna. Mau kita pakai tank pun,
ini Pangdam punya tank, basmi narkoba itu pakai tank, saya tidak percaya ini
selesai," tuturnya.
Edy kemudian
berkelakar jika penanganan peredaran narkoba di Sumut ini merupakan karma
terhadap Kepala BNNP Sumut Brigjen Toga Panjaitan. Edy mengatakan hal itu
karena dirinya mengenal Toga sebagai anak yang bandal saat masih kecil.
Edy kemudian
berbicara langkah yang dilakukan BNN dalam menghadapi banyaknya kasus Narkoba
di Sumut. Salah satu langkah yaitu membangun panti rehabilitasi.
"Kata
beliau (Toga), kita bikin apa namanya itu rehabilitasi. Sebegitu banyak kek
mana mau direhab, di penjara aja tak takut dia apalagi direhab. Rehabilitasi sekarang
jadi tempat rebutan, kalau ketangkap bagaimana caranya saya di rehab
gitu," tutur Edy.
Edy kemudian
menilai selama ini banyak sekali acara yang terkait pencegahan peredaran
narkoba hanya sebatas seremonial. Acara-acara ini, menurut Edy, hanya menghabiskan
uang.
Sumber : detiksumut.com
0 Comments