Ticker

7/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Melihat Sosok Willy Agus Utomo dari Dekat, Sempat Jadi Pekerja Dibawah Umur, Kini Pimpin Partai Buruh di Sumut, Ini Profilnya...


Willy Agus Utomo.@Istimewa

MAJALAHJURNALIS.Com (Medan) - Willy Agus Utomo pemuda 39 tahun kelahiran Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara kini nahkodai Partai Buruh Provinsi Sumatera Utara.

Aktivis buruh yang sudah 19 tahun berjuang bersama buruh ini tidak usah diragukan lagi perjuangannya bersama kaum buruh di Sumatera Utara, berikut kisah perjuangan Willy Agus Utomo di dunia perburuhan hingga akhirnya dipercaya menjadi Katua Exco Partai Buruh Sumatera Utara Periode 2021 hingga 2026.

 

Awal Jadi Buruh, Sempat Jadi Pekerja Anak Dibawah Umur

 
Pada tahun 1998 saat Willy tamat Sekolah Menengah Pertama (SMP), Willy kecil sudah harus putus sekolah tidak bisa melanjutkan sekolah kejenjang Sekolah Menengah Atas (SMA), karena ekonomi keluarga, dimana Willy kecil ini sudah menjadi yatim setalah ditinggal ayah kandungnya sebagai tulang punggung keluarga pada saat ia kelas 6 SD.
 
Willy merupakan anak pertama dari 5 orang bersaudara, adik adiknya harus masih melanjutkan sekolah, hingga akhirnya Willy saat itu memutuskan untuk langsung bekerja di pabrik sekira tahun 1998 setamatnya ia dari MTS Alwashliyah Tanjung Morawa.
 
Demi membantu ekonomi keluarga, ia terpaksa masuk kerja menjadi buruh pabrik ditempat ibu nya juga bekerja, yaitu dipabrik pencetak Genteng dan Kapur Pertanian di Tanjung Morawa.
 
Awal pertama masuk bekerja bahkan ia sempat mendapat sindiran dari para buruh lainnya, karena menganggap Willy masih terlalu dini untuk bekerja di pabrik, saat masuk bekerja usianya belum genap 17 tahun dan masih terlihat tubuhnya kecil belum terlalu dewasa saat itu.
 
Lama kelamaan ia tumbuh dan besar didalam pabrik tersebut, menyandang status pekerja buruh harian lepas, hasil upah kerjanya sebagai buruh juga harus disisihkan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya dan membantu membiayai sekolah 4 orang adiknya yang masih kecil-kecil, dan ia terus masih bekerja di pabrik itu hingga saat ini. Walau pada akhirnya sekira tahun 2016 ia sudah tidak aktif masuk pabrik dan full mengurusi organisasi buruh, akan tetapi statusnya masih sebagai karyawan di perusahaan tersebut hingga saat ini (belum di PHK).
 

Mulai Mengenal Serikat Buruh




Tiga tahun Willy bekerja, dia baru memulai kenal serikat buruh, tepatnya tahun 2001, ia mulai menjadi anggota serikat SPSI di perusahaan tempat ia bekerja,
 
Pada tahun 2004 Willy memulai mencoba membentuk serikat buruh sendiri didalam pabriknya, kemudian ia bergabung dan membentuk organisasi buruh bernama Pimpinan Basis Serikat Buruh Medan Independen (PB SBMI), sebuah organisasi buruh lokal di Sumatera Uatara. Saat itu bersama teman pabriknya ia dipercaya menjadi Katua buruh tingkat pabrik dengan anggota di perusahaan itu sebanyak 100 orang.
 
Sebagai ketua dipabriknya, Willy sudah mulai mengorganisir pemogokan buruh, karena masih banyak hak-hak buruh diperusahan tersebut yang belum sesuai peraturan UU Ketenagakerjaan yang berlaku. Tantangan yang dihadapinya adalah selain tidak diakuinya serikat buruh oleh perusahaan tak terhitung lagi perlawanan Willy bersama anggota buruh pabriknya untuk mewujudkan hak buruh diperusahan.
 
Hingga akhirnya beberapa tahun kemudian berkat kegigihan perjuangannya bersama teman buruh lainnya akhirnya perusahaan memenuhi seluruh hak normatif buruh dan serikat pekerja yang dipimpinnya dipabrik tempatnya bekerja mendapat pengakuan oleh pengusaha dan manajemen.
 
Pada tahun 2006 Karena kegigihan dan keaktifannya di organisasi buruh, Willy kemudian dipercaya memimpin serikat buruh tingkat Kabupaten, Ia dipercaya menjadi Ketua BPC SBMI Kabupaten Deli Serdang, disini dia membawahi beberapa perusahaan dan memiliki 3000 anggota buruh ditingkat pabrik.
 
Sambil masih bekerja dipabrik, Willy kerap membagi waktunya untuk  bicara perjuangan kesejahteraan buruh untuk tingkat Kabupaten, mulai dari memimpin aksi aksi unjuk rasa dan pemogokan buruh, dari menuntut kenaikan upah, tuntutan hak hingga kesejahteraan buruh dilokasi pabrik- pabrik hingga kantor Bupati, Dinas Tenaga Kerja dan Intansi terkait lainnya di Deli Serdang.
 
Willy juga mulai mendapat kesempatan memimpin gerakan perjuangan antar serikat buruh, mulai dari Kordinator Aliansi Pekerja Buruh Bersatu Deli Serdang (PBB DS) hingga aliansi taktis lainnya hingga tahun 2009.


Menjadi Pemimpin Buruh Tingkat Provinsi


Pada tahun 2010, Willy mulai mengembangkan karir serikat buruhnya, Ia tertarik untuk bergabung dengan serikat buruh tingkat Nasional, hingga akhirnya pada tahun itu ia memutuskan bergabung dan merintis Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI), diorganisasi Pimpinan Said Iqbal ini, Willy mendapat mandat sebagai Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah (DPW FSPMI) untuk mengembangkan di Provinsi Sumatera Utara.
 
Dengan bergabung di FSPMI, Willy berhasil mengembangkan pembentukan pengurus FSPMI di Kabupaten Kota di Sumatera Utara, tercatat dari 2010 hingga 2015 ia bersama pengurus DPW FSPMI lainnya berhasil membentuk FSPMI di 10 Kabupaten Kota di Sumut yakni FSPMI Medan, Deli Serdang, Serdang Bedagai, Labuhan Batu, Labuhan Batu Utara, Labuhan Batu Selatan, Padang Lawas, Asahan, Tanjung Balai dan Langkat, dengan keanggotaan kurang lebih 10.000 orang di ratusan perusahaan.
 

Menjadi Ketua FSPMI Sumatera Utara dan Dapat Gelar  10 Tokoh Buruh Paling Vokal di Indonesia



Pada tahun 2016 Willy Agus Utomo  yang sebelumnya menjabat Sekretaris  akhirnya mendapat mandat menjadi Ketua DPW FSPMI Provinsi Sumatera Utara untuk Priode 2016 hingga 2021, disini karir kepemimpinannya di organisasi buruh semakin menunjukan kematangannya, Willy juga semakin vokal menyurakan perjuangan perjuangan buruh baik kerap turun langsung memimpin aksi aksi ditingkat pabrik, hingga di kantor kantor pemerintahan provins, bahkan karena seringnya memimpin aksi unjuk rasa dan pemogokan buruh, Willy dijuluki oleh bebrap teman aktivis buruh lainnya sebagai "Siraja Mogok Dari Sumut".
 
Tidak hanya aksi-aksi, Willy juga kerap bersuara lantang di media-media baik cetak, online untuk tingkat lokal dan Nasional, ia kerap berstatmen  keras setiap ada kebijakan pemerintah  yang merugikan kaum buruh.
 
Sangking vokalannya di media, pada bulan mei tahun  2020 lalau tepatnya di perayaan May day atau peringatan hari buruh Internasional, lembaga survei ternama Indonesia Indicator mengeluarkan rilisan yang berjudul "10 tokoh buruh paling vokal di Indonesia", nama Willy Agus Utomo masuk dalam 10 daftar tokoh buruh Nasional yang namanya memang sudah mentereng dijajaran buruh Nasional diantaranya Said Iqbal (KSPI), Andi Ghani Newa (KSPSI)  Wea, Elly Rosita Silaban (KSBSI), Nining Elitos (KASBI), lembaga survei ini menempatkan Willy di nomor urut 8 dari 10 tokoh buruh paling vokal bersuara di media.
 

Ikuti Pelatihan dan Seminar Perburuhan Tingkat Lokal, Nasional dan Internasional



Willy juga terkenal ulet belajar dan mengikuti segala bidang pelatihan diorganisasi sejak mengenal serikat buruh, berkat kegigihannya belajar dan praktek lapangan, menambah pengetahuannya dan memebentuk karakternya menjadi aktivis buruh yang vokal memperjuangkan hak kaum buruh.
 
Serangkaian pelatihan dan seminar perburuhan telah diikutinya  baik yang diselenggarakan oleh  organisasi buruh dan Intansi ketenagakerjaan untuk tingkat lokal, Nasional dan Internasional telah dilaluinya.
 
Mulai dari Pelatihan Dasar Serikat Buruh, 12 Langkah Peroganisasian, Pelatihan Paralegal Advokasi Hak Buruh, Pelatihan Managemen Aksi, Managemen Kepemimpinan Serikat Buruh, Managemen Kesekretariatan, Pelatihan Hubungan Industrial Oleh Disnaker, Pelatihan Hak Azasi Manusia, Pelatihan Digelar Oleh ILO di Indonesia, Hingga Menjadi Peserta Pelatihan Pemimpin Muda Serikat Buruh Mewakili Indonesia di Seol Korea Selatan selama seminggu pada tahun 2018, dan banyak lagi yang ia sudah tidak ingat lagi.
 
Dengan segudang pelatihannya itu, menambah kepercayaan dirinya dalam mengembangkan karir serikat buruh dan  perjuangannya mengadvokasi kaum buruh.
 
Dalam segi pengadvokaisan buruh, sudah tak terhitung lagi berapa jumlah buruh yang sudah ia advokasi, melalui tangan dinginnya, walau kala itu ia belum mempunya gelar Sarjana Hukum (SH) ia tetap percaya diri mengahadapi pengacara pengacara hebat dari pihak perusahaan. Willy berkata ia tidak pernah gentar membela buruh, saat itu ia mendapat julukan dari teman temannya Willy si Pokrol Bambu atau istilahnya Advokat buruh tanpa gelar.
 

Lanjutkan Sekolah Paket C dan Kuliah Hukum Hingga Lulus Jadi Advokat Peradi



Mengingat pentingnya sebuah tim advokasi hukum di perburuhan, Willy mulai kembali ikut mengenyam pendidikan sekolah paket C sambil berjuang menjadi aktivis buruh, kemudian ia melanjutkan Kuliah di Fakultas Hukum UPMI Medan sekira tahun 2013 hingga akhirnya diwisuda dan mendapatkan gelar Sarjana Hukum Tahun 2017.
 
Pada tahun 2019, Guna melanjutkan cita-citanya sebagai pembela kaum buruh,
Willy mengikuti Ujian Profesi Advokat melalui Peradi Pimpinan Otto Hasibuan, dan akhirnya disini Ia diumumkan lulus smenjadi Advokat pada Peradi Medan, dengan gelar Advokat ini akhirnya mematangkan dirinya sebagai pembela atau advokat rakyat dan kaum buruh  yang membutuhkan pendampingan hukum.
 

Buruh Go Politik, Pimpin Partai Buruh Sumatera Utara



Bicara politik, sebenrnya Willy Agus Utomo juga sudah pernah diutus organisasinya mewakili kader FSPMI yang mengusung moto buruh Go Politik sejak tahun 2019. Berkat kesadaran kaum buruh akan pentingnya ada kader kader aktifis buruh untuk berjuang di Parlemen maka FSPMI mengusung Willy Agus Utomo agar Ikut bertarung menjadi Anggota Legislatif pada Pemilu 2019 lalu.
 
Willy akhirnya memulai karir politiknya dengan masuk menjadi Calon Legislatif (Caleg) Melalui Partai Gerindra, ia kemudian menjadi Celeng untuk Daerah Pemilihan 3 memperebutkan kursi DPRD Deli Serdang di Pemilu 2019.
 
Hasil perolehan suara Willy kala itu ternyata belum bisa mendapatkan kesempatan menjadi Anggota DPRD Deli Serdang, dan hannya mendapat suara peringkat ke Tiga dari 8 caleg di Dapilnya, perolehan suara yang memilihnya saat itu kurang lebih 2500 suara, belum beruntung.
 
Kali ini, Willy Agus Utomo yang juga masih menjadi Ketua DPW FSPMI Sumut kemudian memulai karir politiknya kembali, para Buruh Nasional dan Elemen Rakyat kecil kembali menghidupkan Partai Buruh besutan Muchktar Pakpahan.
 
Pada Kongres V Partai Buruh Oktober 2021 di Hotel Cempaka Jakarta, Willy Agus Utomo akhirnya dipercaya menakodahi Partai berlogo rumpun padi ini yakni dipercaya menjadi Ketua Exco Partai Buruh Sumut untuk Priode 2021 hingga 2026 mendatang.
 
Mendapat kepercayaan itu, Willy bersama pengurus Partai Buruh Sumut lainnya langsung tancap gas dan dalam setahun berhasil membentuk kepengurusan Partai Buruh di 27 Kabupaten Kota, 300 Pengurus Kecamatan, dan keanggotaan Partai Buruh sebanyak 27.000 orang dengan dibuktikan KTA Partai Buruh.
 
Hingga akhirnya dibawah komandonya, Partai Buruh Sumut berhasil ikut proses Verifikasi Administrasi dan Verifikasi Faktual oleh KPU Sumut, dan dengan segala kesederhanaan, kesungguhan, gotong royong, kekompakan, militansi dan keikhlasan seluruh pengurus partai buruh baik ditingkat Provinsi, Kabupaten Kota, Kecamatan dan seluruh anggotanya, akhirnya Partai Buruh Sumut bersama Nasionalnya berhasil lolos menjadi Partai Politik  Peserta Pemilu Tahun 2024 Mendatang dan mendapatkan nomor urut 6 setalah Diumumkan pada tanggal 14 Desember 2022 di Kantor KPU RI Jakarta.
 
Kini dibawah kepemimpinannya, Ketua Exco Partai Buruh Sumatera Utara, Willy Agus Utomo diharapkan mampu mendulang suara banyak di Sumut untuk mengantarkan Partai Buruh Nasional lolos Parlementary Treshold atau diakui DPR-RI nya di Senayan nantinya.
 

Harapan dan Target Partai Buruh Sumut di Pemilu 2024


Willy kepada awak media telah menyampaikan, terget Partai Buruh Sumut di Pemilu mendatang adalah dapat masuk minimal 6 besar suara terbanyak.

 
Tidak tangung-tangung aktivis buruh ini, pasang target untuk DPR RI mendapat 3 Kursi dari tiga Dapil di Sumut, Kemudian di DPRD Sumut minimal 6 Kursi DPRD Sumut, dan dibeberapa Kabupaten Kota khususnya basis perburuhan mendapat Fraksi Partai Buruh atau setiap kabupaten kota ada Anggota DPRDnya.
 
Willy Juga berjanji, kelak kader- kader Partai Buruh yang menjadi anggota DPRD, tugasnya adalah membela rakyat kecil, buruh, petani, nelayan dan rakyat miskin, demi mewujudkan cita cita Negara Sejahtera (Welfare State).
 
Selanjutnya, Willy berharap doa dan dukungan elemen masyarakat Sumatera Utara agar Partai Buruh dapat masuk atau lolos Parlementary Treshold pada Pemilu mendatang. (Thamrin)

Post a Comment

0 Comments