Aktivis buruh yang sudah 19 tahun
berjuang bersama buruh ini tidak usah diragukan lagi perjuangannya bersama kaum
buruh di Sumatera Utara, berikut kisah perjuangan Willy Agus Utomo di dunia
perburuhan hingga akhirnya dipercaya menjadi Katua Exco Partai Buruh Sumatera
Utara Periode 2021 hingga 2026.
Awal Jadi
Buruh, Sempat Jadi Pekerja Anak Dibawah Umur Pada tahun 1998 saat Willy tamat Sekolah
Menengah Pertama (SMP), Willy kecil sudah harus putus sekolah tidak bisa
melanjutkan sekolah kejenjang Sekolah Menengah Atas (SMA), karena ekonomi
keluarga, dimana Willy kecil ini sudah menjadi yatim setalah ditinggal ayah
kandungnya sebagai tulang punggung keluarga pada saat ia kelas 6 SD. Willy merupakan anak pertama dari
5 orang bersaudara, adik adiknya harus masih melanjutkan sekolah, hingga
akhirnya Willy saat itu memutuskan untuk langsung bekerja di pabrik sekira
tahun 1998 setamatnya ia dari MTS Alwashliyah Tanjung Morawa. Demi membantu ekonomi keluarga,
ia terpaksa masuk kerja menjadi buruh pabrik ditempat ibu nya juga bekerja,
yaitu dipabrik pencetak Genteng dan Kapur Pertanian di Tanjung Morawa. Awal pertama masuk bekerja bahkan
ia sempat mendapat sindiran dari para buruh lainnya, karena menganggap Willy
masih terlalu dini untuk bekerja di pabrik, saat masuk bekerja usianya belum
genap 17 tahun dan masih terlihat tubuhnya kecil belum terlalu dewasa saat itu. Lama kelamaan ia tumbuh dan besar
didalam pabrik tersebut, menyandang status pekerja buruh harian lepas, hasil
upah kerjanya sebagai buruh juga harus disisihkan untuk memenuhi kebutuhan
hidup keluarganya dan membantu membiayai sekolah 4 orang adiknya yang masih
kecil-kecil, dan ia terus masih bekerja di pabrik itu hingga saat ini. Walau
pada akhirnya sekira tahun 2016 ia sudah tidak aktif masuk pabrik dan full
mengurusi organisasi buruh, akan tetapi statusnya masih sebagai karyawan di
perusahaan tersebut hingga saat ini (belum di PHK).
Mulai
Mengenal Serikat Buruh
Tiga tahun Willy bekerja, dia
baru memulai kenal serikat buruh, tepatnya tahun 2001, ia mulai menjadi anggota
serikat SPSI di perusahaan tempat ia bekerja, Pada tahun 2004 Willy memulai
mencoba membentuk serikat buruh sendiri didalam pabriknya, kemudian ia
bergabung dan membentuk organisasi buruh bernama Pimpinan Basis Serikat Buruh
Medan Independen (PB SBMI), sebuah organisasi buruh lokal di Sumatera Uatara.
Saat itu bersama teman pabriknya ia dipercaya menjadi Katua buruh tingkat
pabrik dengan anggota di perusahaan itu sebanyak 100 orang. Sebagai ketua dipabriknya, Willy
sudah mulai mengorganisir pemogokan buruh, karena masih banyak hak-hak buruh
diperusahan tersebut yang belum sesuai peraturan UU Ketenagakerjaan yang
berlaku. Tantangan yang dihadapinya adalah selain tidak diakuinya serikat buruh
oleh perusahaan tak terhitung lagi perlawanan Willy bersama anggota buruh
pabriknya untuk mewujudkan hak buruh diperusahan. Hingga akhirnya beberapa tahun
kemudian berkat kegigihan perjuangannya bersama teman buruh lainnya akhirnya
perusahaan memenuhi seluruh hak normatif buruh dan serikat pekerja yang
dipimpinnya dipabrik tempatnya bekerja mendapat pengakuan oleh pengusaha dan
manajemen. Pada tahun 2006 Karena kegigihan
dan keaktifannya di organisasi buruh, Willy kemudian dipercaya memimpin serikat
buruh tingkat Kabupaten, Ia dipercaya menjadi Ketua BPC SBMI Kabupaten Deli
Serdang, disini dia membawahi beberapa perusahaan dan memiliki 3000 anggota
buruh ditingkat pabrik. Sambil masih bekerja dipabrik,
Willy kerap membagi waktunya untuk
bicara perjuangan kesejahteraan buruh untuk tingkat Kabupaten, mulai
dari memimpin aksi aksi unjuk rasa dan pemogokan buruh, dari menuntut kenaikan
upah, tuntutan hak hingga kesejahteraan buruh dilokasi pabrik- pabrik hingga
kantor Bupati, Dinas Tenaga Kerja dan Intansi terkait lainnya di Deli Serdang. Willy juga mulai mendapat
kesempatan memimpin gerakan perjuangan antar serikat buruh, mulai dari
Kordinator Aliansi Pekerja Buruh Bersatu Deli Serdang (PBB DS) hingga aliansi
taktis lainnya hingga tahun 2009.
Menjadi
Pemimpin Buruh Tingkat Provinsi
Pada tahun 2010, Willy mulai
mengembangkan karir serikat buruhnya, Ia tertarik untuk bergabung dengan
serikat buruh tingkat Nasional, hingga akhirnya pada tahun itu ia memutuskan
bergabung dan merintis Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI), diorganisasi
Pimpinan Said Iqbal ini, Willy mendapat mandat sebagai Sekretaris Dewan
Pimpinan Wilayah (DPW FSPMI) untuk mengembangkan di Provinsi Sumatera Utara. Dengan bergabung di FSPMI, Willy
berhasil mengembangkan pembentukan pengurus FSPMI di Kabupaten Kota di Sumatera
Utara, tercatat dari 2010 hingga 2015 ia bersama pengurus DPW FSPMI lainnya berhasil
membentuk FSPMI di 10 Kabupaten Kota di Sumut yakni FSPMI Medan, Deli Serdang,
Serdang Bedagai, Labuhan Batu, Labuhan Batu Utara, Labuhan Batu Selatan, Padang
Lawas, Asahan, Tanjung Balai dan Langkat, dengan keanggotaan kurang lebih
10.000 orang di ratusan perusahaan.
Menjadi Ketua
FSPMI Sumatera Utara dan Dapat Gelar 10
Tokoh Buruh Paling Vokal di Indonesia
Pada tahun 2016 Willy Agus
Utomo yang sebelumnya menjabat
Sekretaris akhirnya mendapat mandat
menjadi Ketua DPW FSPMI Provinsi Sumatera Utara untuk Priode 2016 hingga 2021,
disini karir kepemimpinannya di organisasi buruh semakin menunjukan
kematangannya, Willy juga semakin vokal menyurakan perjuangan perjuangan buruh
baik kerap turun langsung memimpin aksi aksi ditingkat pabrik, hingga di kantor
kantor pemerintahan provins, bahkan karena seringnya memimpin aksi unjuk rasa
dan pemogokan buruh, Willy dijuluki oleh bebrap teman aktivis buruh lainnya
sebagai "Siraja Mogok Dari Sumut". Tidak hanya aksi-aksi, Willy juga
kerap bersuara lantang di media-media baik cetak, online untuk tingkat lokal
dan Nasional, ia kerap berstatmen keras
setiap ada kebijakan pemerintah yang
merugikan kaum buruh. Sangking vokalannya di media,
pada bulan mei tahun 2020 lalau tepatnya
di perayaan May day atau peringatan hari buruh Internasional, lembaga survei
ternama Indonesia Indicator mengeluarkan rilisan yang berjudul "10 tokoh
buruh paling vokal di Indonesia", nama Willy Agus Utomo masuk dalam 10
daftar tokoh buruh Nasional yang namanya memang sudah mentereng dijajaran buruh
Nasional diantaranya Said Iqbal (KSPI), Andi Ghani Newa (KSPSI) Wea, Elly Rosita Silaban (KSBSI), Nining
Elitos (KASBI), lembaga survei ini menempatkan Willy di nomor urut 8 dari 10
tokoh buruh paling vokal bersuara di media.
Ikuti
Pelatihan dan Seminar Perburuhan Tingkat Lokal, Nasional dan Internasional
Willy juga terkenal ulet belajar
dan mengikuti segala bidang pelatihan diorganisasi sejak mengenal serikat
buruh, berkat kegigihannya belajar dan praktek lapangan, menambah
pengetahuannya dan memebentuk karakternya menjadi aktivis buruh yang vokal
memperjuangkan hak kaum buruh. Serangkaian pelatihan dan seminar
perburuhan telah diikutinya baik yang
diselenggarakan oleh organisasi buruh
dan Intansi ketenagakerjaan untuk tingkat lokal, Nasional dan Internasional
telah dilaluinya. Mulai dari Pelatihan Dasar
Serikat Buruh, 12 Langkah Peroganisasian, Pelatihan Paralegal Advokasi Hak
Buruh, Pelatihan Managemen Aksi, Managemen Kepemimpinan Serikat Buruh,
Managemen Kesekretariatan, Pelatihan Hubungan Industrial Oleh Disnaker,
Pelatihan Hak Azasi Manusia, Pelatihan Digelar Oleh ILO di Indonesia, Hingga
Menjadi Peserta Pelatihan Pemimpin Muda Serikat Buruh Mewakili Indonesia di
Seol Korea Selatan selama seminggu pada tahun 2018, dan banyak lagi yang ia
sudah tidak ingat lagi. Dengan segudang pelatihannya itu,
menambah kepercayaan dirinya dalam mengembangkan karir serikat buruh dan perjuangannya mengadvokasi kaum buruh. Dalam segi pengadvokaisan buruh,
sudah tak terhitung lagi berapa jumlah buruh yang sudah ia advokasi, melalui
tangan dinginnya, walau kala itu ia belum mempunya gelar Sarjana Hukum (SH) ia
tetap percaya diri mengahadapi pengacara pengacara hebat dari pihak perusahaan.
Willy berkata ia tidak pernah gentar membela buruh, saat itu ia mendapat
julukan dari teman temannya Willy si Pokrol Bambu atau istilahnya Advokat buruh
tanpa gelar.
Lanjutkan
Sekolah Paket C dan Kuliah Hukum Hingga Lulus Jadi Advokat Peradi
Mengingat pentingnya sebuah tim
advokasi hukum di perburuhan, Willy mulai kembali ikut mengenyam pendidikan
sekolah paket C sambil berjuang menjadi aktivis buruh, kemudian ia melanjutkan
Kuliah di Fakultas Hukum UPMI Medan sekira tahun 2013 hingga akhirnya diwisuda
dan mendapatkan gelar Sarjana Hukum Tahun 2017. Pada tahun 2019, Guna melanjutkan
cita-citanya sebagai pembela kaum buruh, Willy mengikuti Ujian Profesi
Advokat melalui Peradi Pimpinan Otto Hasibuan, dan akhirnya disini Ia diumumkan
lulus smenjadi Advokat pada Peradi Medan, dengan gelar Advokat ini akhirnya
mematangkan dirinya sebagai pembela atau advokat rakyat dan kaum buruh yang membutuhkan pendampingan hukum.
Buruh Go
Politik, Pimpin Partai Buruh Sumatera Utara
Bicara politik, sebenrnya Willy
Agus Utomo juga sudah pernah diutus organisasinya mewakili kader FSPMI yang
mengusung moto buruh Go Politik sejak tahun 2019. Berkat kesadaran kaum buruh
akan pentingnya ada kader kader aktifis buruh untuk berjuang di Parlemen maka
FSPMI mengusung Willy Agus Utomo agar Ikut bertarung menjadi Anggota Legislatif
pada Pemilu 2019 lalu. Willy akhirnya memulai karir
politiknya dengan masuk menjadi Calon Legislatif (Caleg) Melalui Partai
Gerindra, ia kemudian menjadi Celeng untuk Daerah Pemilihan 3 memperebutkan
kursi DPRD Deli Serdang di Pemilu 2019. Hasil perolehan suara Willy kala
itu ternyata belum bisa mendapatkan kesempatan menjadi Anggota DPRD Deli
Serdang, dan hannya mendapat suara peringkat ke Tiga dari 8 caleg di Dapilnya,
perolehan suara yang memilihnya saat itu kurang lebih 2500 suara, belum
beruntung. Kali ini, Willy Agus Utomo yang
juga masih menjadi Ketua DPW FSPMI Sumut kemudian memulai karir politiknya
kembali, para Buruh Nasional dan Elemen Rakyat kecil kembali menghidupkan
Partai Buruh besutan Muchktar Pakpahan. Pada Kongres V Partai Buruh
Oktober 2021 di Hotel Cempaka Jakarta, Willy Agus Utomo akhirnya dipercaya
menakodahi Partai berlogo rumpun padi ini yakni dipercaya menjadi Ketua Exco Partai
Buruh Sumut untuk Priode 2021 hingga 2026 mendatang. Mendapat kepercayaan itu, Willy
bersama pengurus Partai Buruh Sumut lainnya langsung tancap gas dan dalam
setahun berhasil membentuk kepengurusan Partai Buruh di 27 Kabupaten Kota, 300
Pengurus Kecamatan, dan keanggotaan Partai Buruh sebanyak 27.000 orang dengan
dibuktikan KTA Partai Buruh. Hingga akhirnya dibawah
komandonya, Partai Buruh Sumut berhasil ikut proses Verifikasi Administrasi dan
Verifikasi Faktual oleh KPU Sumut, dan dengan segala kesederhanaan,
kesungguhan, gotong royong, kekompakan, militansi dan keikhlasan seluruh
pengurus partai buruh baik ditingkat Provinsi, Kabupaten Kota, Kecamatan dan
seluruh anggotanya, akhirnya Partai Buruh Sumut bersama Nasionalnya berhasil
lolos menjadi Partai Politik Peserta
Pemilu Tahun 2024 Mendatang dan mendapatkan nomor urut 6 setalah Diumumkan pada
tanggal 14 Desember 2022 di Kantor KPU RI Jakarta. Kini dibawah kepemimpinannya,
Ketua Exco Partai Buruh Sumatera Utara, Willy Agus Utomo diharapkan mampu
mendulang suara banyak di Sumut untuk mengantarkan Partai Buruh Nasional lolos
Parlementary Treshold atau diakui DPR-RI nya di Senayan nantinya.
Harapan
dan Target Partai Buruh Sumut di Pemilu 2024
Willy kepada awak media telah
menyampaikan, terget Partai Buruh Sumut di Pemilu mendatang adalah dapat masuk
minimal 6 besar suara terbanyak. Tidak tangung-tangung aktivis
buruh ini, pasang target untuk DPR RI mendapat 3 Kursi dari tiga Dapil di Sumut,
Kemudian di DPRD Sumut minimal 6 Kursi DPRD Sumut, dan dibeberapa Kabupaten
Kota khususnya basis perburuhan mendapat Fraksi Partai Buruh atau setiap
kabupaten kota ada Anggota DPRDnya. Willy Juga berjanji, kelak kader-
kader Partai Buruh yang menjadi anggota DPRD, tugasnya adalah membela rakyat
kecil, buruh, petani, nelayan dan rakyat miskin, demi mewujudkan cita cita
Negara Sejahtera (Welfare State). Selanjutnya, Willy berharap doa
dan dukungan elemen masyarakat Sumatera Utara agar Partai Buruh dapat masuk
atau lolos Parlementary Treshold pada Pemilu mendatang. (Thamrin)
|
0 Comments