Ilustrasi (Foto: Antara foto/Akbar Tado)
MAJALAHJURNALIS.Com (Medan) - Harga Tandan Buah Segar (TBS) Sumut periode ini
terpantau mengalami kenaikan periode ini. Adapun harga TBS pekan ini dipatok
seharga Rp 2.986 per periode 8-14 Maret 2023, naik Rp 56 dibanding periode
sebelumnya.
"Harga TBS di Sumut pekan ini terus naik di angka Rp
2.986 per kg. Harga ini sudah ditetapkan berdasarkan hasil rapat ketetapan
Pusat Pemasaran Kelapa Sawit PT Perkebunan Nusantara, Gapki dan harga
pasar," ungkap Ketua Kelompok Kerja Teknis Tim Rumus Harga Pembelian TBS
Kelapa Sawit Produksi Pekebun Provinsi Sumut, Ponten Naibaho, Rabu (8/3/2023).
Sementara itu, harga CPO dipatok seharga Rp 12.782, naik Rp
236 dibanding periode sebelumnya seharga Rp 12.546. Selain itu, harga kernel
pekan ini dipatok seharga Rp 6.003 naik Rp 176 dibanding periode sebelumnya
seharga Rp 5.827.
Kenaikan harga TBS secara berturut-turut ini sudah terjadi
dalam sebulan terakhir. Diketahui, ada beberapa faktor dibalik kenaikan harga
ini.
Ketua Asosiasi Petani Sawit Indonesia (Apkasindo) Sumut Gus
Dalhari Harahap menyebutkan selain karena perekonomian China membaik, ternyata
menurunnya produksi sawit juga berpengaruh. Hal ini terjadi lantaran saat ini
sudah memasuki musim trek pohon.
"Iya karena trek kan apapun ceritanya kalau trek ya
trek. ini memang musim alam lah, dalam hal ini kan harga tetap tinggi buah
tetap sulit, harga pasti naik. Nah bagaimana nanti jika lewat dari bulan 4,
buah sudah tidak trek lagi, apakah harga sawit setinggi ini? nah itu jadi
pertanyaan juga. kalau ada barang banyak, produk melimpah maka harga
turun," ujar Gus kepada detikSumut.
Gus menyebutkan saat ini Sumut mengalami musim trek yang
cukup parah. Namun, ia akui bahwa harusnya musim trek dapat di minimalisir
namun terkendala harga pupuk yang melambung tinggi.
"Sekarang parah treknya, kenapa parah, sebenarnya trek
tak bisa dihindari tapi diminimalisir dengan budidaya yang baik kaya pupuk. Nah
sementara kita sama-sama tahu juga kan kalau pupuk harganya selangit juga kan.
berpengaruh juga, udah selangit, langka, banyak pula yang palsu. kalo
dikorbankan petani lah yang paling terkena dampaknya," jelasnya.
Gus menjelaskan bahwa saat ini harga pupuk melambung tinggi
yang sudah menembus harga Rp 1 jutaan. Hal ini yang membuat para petani sawit
pasrah menunggu musim trek selesai, ketimbang harus merogoh kocek yang dalam.
Terkait hal ini, ia berharap agar pemerintah ataupun
stakeholder terkait dapat turun membantu para petani sawit agar dapat
meningkatkan produksi sawit.
"Harga pupuk sudah mahal, kalo dulu dapat Rp 200 ribu-
Rp 300 ribu, sekarang sudah Rp 1 jutaan. Nah makanya trek makin parah, kasihan
petani karena harga pupuk udah enggak murah lagi. Sekarang kekuatan ada di
sawit tentunya dibantu hal yang pro kepada petani. Ada penganggaran daerah ada
perkembangan ekonomi daerah karena dimana pun wilayah Indonesia pasti sektor
sawit yang berkembang. prediksi trek sampai bulan April musim ini
berakhir," pungkasnya.
Sumber : detiksumut
0 Comments