Ticker

7/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Melihat Kuah Beulangong Simbol Persatuan Kuliner Aceh

 

Gambar ©Chaideer Mahyuddin/AFP


MAJALAHJURNALIS.Com (Banda Aceh) Kota Aceh memiliki begitu banyak ragam kuliner yang menggugah selera dan pastinya patut untuk dicicipi, salah satunya adalah Kuah Beulangong.
 
Masakan yang satu ini berasal dari Aceh dan memiliki karakteristik seperti gulai dan berisikan daging kambing serta nangka muda.
 
Kuah Beulangog yang kaya akan rempah-rempah khas Aceh ini bisa dijumpai di beberapa warung nasi di Banda Aceh maupun Aceh Besar. Rata-rata Kuah Beulangong yang dimasak di beberapa warung nasi disebut dengan Kari Kambing.
 
Selain kaya akan rempah-rempah, Kuah Beulangong khas Aceh pastinya mempunyai makna simbolis di kalangan lapisan masyarakat Aceh. Kuliner ini biasa disajikan ketika bulan puasa, hari-hari besar Islam, Tahun Baru Islam, Iduladha, dan Idulfitri.
 
Simak ulasan sedapnya kuliner Kuah Beulangong khas Aceh yang dihimpun dari beberapa sumber berikut ini.
 
Arti Nama Beulangong
 
Bagi sebagian masyarakat Indonesia pasti sangat terdengar asing apabila mendengar kata "Beulangong". Melansir dari jalurrempah.kemdikbud.go.id, kata "Beulangong" berasal dari kata belanga atau kuali besar, di mana dalam seluruh proses memasak hidangan ini menggunakan kuali yang besar.
 
Masyarakat Aceh biasa menyajikan Kuah Beulangong ini sebagai menu utama dalam setiap kenduri. Rasanya tak lengkap jika setiap kenduri tidak ada makanan yang satu ini.
 
Kuah Beulangong memang diolah menggunakan berbagai macam rempah-rempah asli Indonesia, mulai dari kunyit, kemiri, kayu manis, kapulaga, daun temuru (salam koja), ketumbar, dan lengkuas. Selain itu, masyarakat setempat juga menggunakan daging lembu dalam memasaknya.
 
Proses Memasak yang Unik


Kuah beulangong. ©2018 Merdeka.com/Afif

 
Masih melansir dari sumber yang sama, menurut kepercayaan adat setempat, saat proses memasak Kuah Beulangong ini terbilang cukup unik lantaran hanya boleh dilakukan oleh kaum pria saja.

Tak hanya sampai situ saja, cara mengaduk Kuah Beulangong tidak sembarangan, harus berlawanan arah jarum jam sembari mengucap selawat.
 
Dengan proses memasaknya yang tidak sembarangan, kuliner ini rupanya sudah cukup legendaris di masyarakat Aceh, mulai dari mengolah hingga menyantapnya. Dalam melestarikan tradisi ini, Kuah Beulangong sering dihidangkan dalam acara Hari Raya Islam, seperti Idulfitri, Iduladha, hingga peringatan Nuzul Quran.
 
Menjadi Tradisi Lokal
 
Memasak Kuah Beulangong tak hanya sekedar masalah perut yang lapar saja. Bagi masyarakat Aceh, dengan kehadiran Kuah Beulangong ini ternyata menjadi ajang silaturahmi antar sesama. Hal dikarenakan dalam memasaknya dilakukan secara bersama-sama.
 
Selain itu, menurut sejarah, dalam Kuah Beulangong ini dulunya terdapat sedikit campuran ganja atau lebih tepatnya menggunakan biji ganja sebagai penyedap dan agar daging menjadi lebih empuk.
 
Dengan mencampurkan biji ganja ke dalam masakan Kuah Beulangong, akan menghasilkan rasa yang lebih nikmat dan diyakini berfungsi sebagai bahan pengawet alami.
Sumber : Merdeka.com

Post a Comment

0 Comments