Oleh : Risma Sabel Seperak
MAJALAHJURNALIS.Com - Teknologi saat ini membuat perubahan besar dalam
kehidupan sehari-hari kemajuan teknologi yang pesat telah mengubah cara manusia
bekerja berkomunikasi dan hidup secara keseluruhan.
Teknologi Artifilancial Intelligence (AI) atau yang
sering juga sebagai kecerdasan buatan menjadi salah satu teknologi yang paling
fenomenal saat ini.
Kecerdasan buatan atau bahasa canggihnya AI kini
sudah diterapkan dikehidupan sekarang secara sadar atau tidak. Apabila ditinjau
kembali, perakitan program untuk pembuatan AI adalah bagian dari ilmu komputer.
Pada dasarnya AI adalah science untuk membuat
komputer dapat meniru cara berpikir dan bertindak seperti manusia. Implementasi
AI dalam berbagai segmen kehidupan menjadi solusi untuk menjawab kebutuhan
masyarakat dunia saat ini. Seperti, mesin Google Asisten.
AI bukan hanya diimplementasikan untuk mengotomasi
proses tertentu, teknologi ini membuat banyak peluang dapat diekplorasi yang
tentunya menciptakan pekerjaan-pekerjaan baru yang mungkin saat ini pun belum
terpikirkan oleh kita. Misalnya, dulu belum ada atau tidak umum dikenal profesi
seperti Data Science, Business Intelligence, Scrum Master.
Teknologi AI juga bukan hanya berdampak pada sektor
pekerjaan, AI saat ini juga dikembangkan dalam sektor otomotif. Salah satu
simbol AI dalam sektor otomotif yang paling kita kenal adalah mobil Tesla dan
Wuling yang menanamkan kecerdasan buatan dalam kendaraan tersebut yang
diharapkan menunjang kenyamanan pengendaranya. Selain daripada hal tersebut
banyak peluang-peluang baru dari perkembangan teknologi ini.
Selain itu, AI juga merupakan ancaman bagi sumber
daya manusia diera perkembangan teknologi 4.0 sudah banyak pekerjaan manusia
perlahan-lahan mulai tergantikan oleh adanya AI.
Pada sektor pendidikan juga memungkinkan berpengaruh
buruk dengan pola pikir pelajar, dengan adanya AI yang meringankan tugas
pelajar dikhawatirkan para pelajar memiliki ketergantungan pada kecerdasan
buatan ini sehingga pola kecerdasanyang dimiliki pelajar dapat tergerus seiring
waktu.
Dalam kurun waktu 50 tahun kedepan tidak menutup
kemungkinan AI akan mendominasi disegala sektor kehidupan utamanya di
kesehatan, bisa jadi teknologi yang begitu canggih ini dapat membuat manusia
dan melanggar etika kehidupan contohnya seperti Teknologi Klonasi (kloning).
Oleh karena itu, masyarakat harus terus mengupgrade
dirinya mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dibidang teknologi
dan meningkatkan kerativitasnya sehingga sulit untuk digantikan oleh AI.
Seharusnya, AI memiliki peluang untuk menggantikan
beberapa pekerjaan manusia. Namun, AI tidak akan pernah bisa menggantikan sisi
emosional yang dimiliki oleh manusia, oleh karena itu ada baiknya masyarakat
dunia khususnya Indonesia terus memelihara dan mengembangkan kecerdasan
emosionalnya supaya dimasa yang akan datang keberadaannya akan tetap dibutuhkan.@
0 Comments