Ticker

7/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Bolehkah Puasa Syawal Jika Masih Utang Puasa Ramadhan?

 

Ilustrasi. @republika


MAJALAHJURNALIS.Com - Bolehkah puasa Syawal jika masih utang puasa Ramadan? Pertanyaan ini kerap mengemuka setelah hari Raya Idulfitri atau saat memasuki bulan Syawal, karena ada anjuran melaksanakan puasa sunnah Syawal 6 hari.

Dan ternyata, para ulama berselisih pendapat dalam masalah ini, apakah boleh mendahulukan puasa sunah (termasuk puasa enam hari di bulan Syawal ) sebelum melakukan puasa qadha Ramadan . Imam Abu Hanifah , Imam asy Syafi’i dan Imam Ahmad , berpendapat bolehnya melakukan itu. Mereka mengqiyaskannya dengan salat thathawu’ sebelum pelaksanaan salat fardhu.


Adapun pendapat yang masyhur dalam mazhab Ahmad, diharamkannya mengerjakan puasa sunnah dan tidak sah, selama masih mempunyai tanggungan puasa wajib.
 
Syaikh Abdul Aziz bin Baz dalam "Fiqhul Islam"menetapkan, berdasarkan aturan syari’at (masyru’) mendahulukan puasa qadha Ramadan terlebih dahulu, ketimbang puasa enam hari dan puasa sunah lainnya. Hal ini merujuk sabda Nabi SAW:


مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

Barangsiapa berpuasa Ramadan kemudian diiringi dengan puasa enam hari pada bulan Syawal, maka ia seperti puasa satu tahun. (HR Muslim)

 

Menurutnya, barangsiapa mengutamakan puasa enam hari daripada berpuasa qadha, berarti belum mengiringkannya dengan puasa Ramadan . Ia hanya mengiringkannya dengan sebagian puasa di bulan Ramadan. Mengqadha puasa hukumnya wajib. Sedangkan puasa enam hari hukumnya sunah. Perkara yang wajib lebih utama untuk diperhatikan terlebih dahulu.
 
Pendapat ini pun beliau tegaskan, saat ada seorang wanita yang mengalami nifas pada bulan Ramadan dan mempunyai tekad yang kuat untuk berpuasa pada bulan Syawal.
 
Beliau tetap berpendapat, menurut aturan syari’at, hendaknya Anda memulai dengan puasa qadha terlebih dahulu. Sebab, dalam hadis, Nabi SAW menjelaskan puasa enam hari (Syawal) usai melakukan puasa Ramadan. Jadi perkara wajib lebih diutamakan daripada perkara sunah.
 
Sementara itu Abu Malik, penulis kitab Shahih Fiqhis Sunnah berpendapat, masih memungkinkan bolehnya melaksanakan puasa enam hari di bulan Syawal, meskipun masih memiliki tanggungan puasa Ramadan.
 
Dasar argumentasi yang digunakan, yaitu kandungan hadis Tsauban di atas yang bersifat mutlak. Wallahu A'lam
Sumber  : SINDOnews.com

Post a Comment

0 Comments