Ilustrasi.Foto: Arel Zulfah
MAJALAHJURNALIS.Com
(Jakarta) - Kementerian
Perindustrian (Kemenperin) mencatat sektor industri kulit, barang dari kulit,
dan alas kaki serta industri tekstil dan pakaian jadi tumbuh positif pada
triwulan pertama 2024. Hal ini ditunjukkan dari kinerja investasi di sektor
tersebut yang masih mampu tumbuh mencapai Rp 6,9 triliun sepanjang triwulan
pertama 2024
Direktur Industri Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki (ITKAK)
Kementerian Perindustrian Adie Rochmanto Pandiangan mengatakan berdasarkan data
Badan Pusat Statistik (BPS) pertumbuhan kedua subsektor tersebut mencapai 5,90%
(yoy) dan 2,64% (yoy) pada periode tersebut.
Peningkatan performa ini juga turut mengerek kontribusi
industri pengolahan terhadap pertumbuhan ekonomi, yaitu sebesar 19,28% (yoy),
atau naik dari periode yang sama di tahun 2023 yang mencapai 18,57% (yoy).
Untuk nilai investasi sektor Industri Tekstil dan Pakaian
Jadi, serta Industri Kulit, Barang dari Kulit, dan Alas Kaki juga mengalami
peningkatan. Pada Triwulan I 2024 nilai investasi Industri Tekstil dan Pakaian
Jadi, serta Industri Kulit, Barang dari Kulit, dan Alas Kaki tercapai sebesar
Rp 6,9 Triliun.
"Nilai investasi sektor tersebut semakin meningkat
dimana pada tahun 2022 tercapai sebesar Rp 24,6 Triliun dan pada tahun 2023
tercapai sebesar Rp 27,9 Triliun. Secara rata-rata pada tahun 2022-2024,
proporsi investasi industri tekstil sebesar 40%, industri pakaian jadi sebesar
20%, serta industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki sebesar 40%,"
terang Adie dalam keterangan tertulis, Rabu (15/5/2024).
Dia menilai capaian investasi yang stabil pada periode ini
mengindikasikan produktivitas industri tekstil, pakaian jadi, dan alas kaki
masih menjanjikan. Namun, industri pakaian jadi dan alas kaki dilaporkan
kesulitan untuk mendapatkan tenaga kerja saat terjadi peningkatan produksi.
Beberapa industri IKM di Jawa Barat saat ini mengalami
kesulitan untuk mendapatkan tenaga penjahit. Demikian juga industri baru alas
kaki yang berinvestasi di Indramayu, juga sangat kesulitan untuk memenuhi
kebutuhan tenaga kerja sebanyak 5.000 orang.
Meski begitu, pertumbuhan yang positif ini menyiratkan bahwa
industri pengolahan masih menjadi mesin penggerak utama perekonomian Indonesia.
Pertumbuhan positif Industri Tekstil, Pakaian Jadi, dan Alas Kaki disebabkan
oleh permintaan luar negeri dan domestik yang masih kuat.
"Pada triwulan I - 2024, permintaan luar negeri untuk
produk tekstil, pakaian jadi, dan alas kaki mengalami peningkatan volume, yaitu
sebesar 7,34% (yoy) untuk produk tekstil, 3,08% (yoy) untuk pakaian jadi, dan
sebesar 12,56% (yoy) untuk alas kaki," imbuhnya.
Selain pesanan ekspor, stabilitas konsumsi rumah tangga
domestik juga membantu mendorong pertumbuhan sektor tersebut seiring dengan
pelaksanaan Pemilu 2024, hari libur nasional, cuti bersama, serta momen
Lebaran.
Pertumbuhan ini juga sejalan dengan Indeks Kepercayaan
Industri (IKI) pada industri tekstil, industri pakaian jadi, serta industri
kulit, barang dari kulit, dan alas kaki yang terus mengalami kenaikan.
Baju Bekas Impor
Khusus untuk industri tekstil, pada April 2024 terjadi
peningkatan hingga mencapai posisi ekspansi, pertama kali sejak IKI dirilis
pada November 2022. Sementara itu, industri pakaian terus ekspansi sejak
November 2023 hingga sekarang, demikian juga untuk industri kulit, barang dari
kulit, dan alas kaki yang mengalami ekspansi sejak Juli 2023.
"Peningkatan nilai variabel produksi dan persediaan yang
tinggi menunjukkan produksi dari industri tekstil, industri pakaian jadi, dan industri
kulit, barang dari kulit, dan alas kaki tersebut terserap optimal oleh
pasar," jelasnya.
Adie optimistis pertumbuhan di sektor ITKAK akan semakin
positif apabila menekan laju baju bekas impor yang ilegal masuk ke Indonesia.
Dia pun berharap kebijakan dan pengaturan impor sesuai
Peraturan Menteri Perdagangan 36/2023 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor
dengan perubahan terakhir melalui Permendag 7/2024 dapat mengendalikan pasar
dalam negeri dari serbuan barang impor.
"Hal tersebut diharapkan menjadi angin segar bagi
industri dalam negeri untuk terus meningkatkan produksinya dan menjadi daya
tarik investasi di sektor ini. Dampak dari penerapan kebijakan tersebut mulai
dirasakan dengan peningkatan kinerja industri tekstil, kulit, dan alas kaki pada
periode triwulan I-2024," pungkasnya.
Sumber
: detikfinance
0 Comments