Jika Israel Tetap Nekat Invasi Rafah? PBB Sebut Akan Ada Tragedi Besar

 

Sekjen dan Kepala Bantuan Kemanusiaan PBB menilai akan ada tragedi jika Israel tetap nekat invasi Rafah di Gaza. (AFP/Andrea Renault)

MAJALAHJURNALIS.Com (Jakarta) - Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) menekankan akan ada "Tragedi Yang Tak Bisa Diungkapkan Dengan Kata-Kata" jika Israel tetap nekat melakukan invasi ke Rafah di Gaza.
 
Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Bantuan Kemanusiaan PBB Martin Griffiths yang dikutip dari Al Jazeera, Rabu (1/5/2024).
 
"Kebenaran yang paling sederhana adalah bahwa operasi darat di Rafah akan menjadi sebuah tragedi yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Tidak ada rencana kemanusiaan yang bisa melawan hal itu," ujarnya.
 
Menurutnya, apabila serangan terus terjadi, maka akan sulit bagi lembaga-lembaga untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza. Sebab, jalan-jalan tidak akan bisa dilalui karena terjadi perang aktif.
 
Senada, Sekjen PBB Antonio Guterres menilai bahwa serangan Israel terhadap Rafah akan menjadi eskalasi yang tak tertahankan dan akan menghancurkan warga Palestina di Gaza.
 
Sebelumnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan bakal melakukan serangan darat di kota Rafah, ujung selatan Jalur Gaza, dengan atau tanpa kesepakatan gencatan senjata yang disepakati dengan Hamas.
 
Peringatan itu disampaikan Netanyahu beberapa jam sebelum Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dijadwalkan tiba di Israel yang jadi bagian tur terbaru untuk penanganan krisis Timur Tengah.
 
"Kami akan memasuki Rafah dan kami akan melenyapkan batalion Hamas di sana dengan atau tanpa kesepakatan [gencatan senjata]," katanya kepada keluarga beberapa sandera yang masih ditahan di Gaza, seperti diberitakan AFP, Selasa (30/4/2024).
 
Saat ini gencatan senjata antara Israel dengan Hamas yang ditengahi Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat, belum menemukan kata sepakat.
 
Di tengah perundingan itu, Israel terus melancarkan serangan-serangan di berbagai titik di Gaza, hingga korban sipi yang meninggal dunia telah mencapai lebih dari 34 ribu orang.
Sumber : CNN Indonesia