Ticker

7/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Stabilitas Politik Nasional Timbulkan Kegaduhan Usai Pertemuan Aktivis dengan Presiden Israel

 


MAJALAHJURNALIS.Com (Jakarta) – Pertemuan kontroversial antara sejumlah aktivis dan intelektual Indonesia dengan Presiden Israel, Isaac Herzog, baru-baru ini memicu kegaduhan di kancah politik nasional.
 
Pertemuan yang melibatkan 5 aktivis Nahdlatul Ulama (NU), 2 dosen Universitas Pelita Harapan (UPH), 1 tokoh agama Yahudi, dan 1 aktivis internasional tersebut, telah mencoreng wajah diplomasi Indonesia dan mengecewakan masyarakat luas.
 
Koordinator Jaringan Muda untuk Demokrasi (Jarum Demokrasi), Tegar, menyatakan bahwa pertemuan tersebut sangat tidak pantas, terutama mengingat hubungan erat antara Indonesia dan Palestina.
 
“Masyarakat Indonesia mendukung kemerdekaan Palestina dan mengecam genosida yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina. Saat Israel sedang terpojok oleh kecaman dunia, beberapa aktivis Indonesia malah berfoto bersama dengan Presiden Israel,” tegas Tegar.
 
Meskipun pertemuan tersebut diklaim sebagai pertemuan pribadi, dampak politiknya cukup signifikan. Kegaduhan yang timbul mengganggu stabilitas politik dan mengalihkan perhatian dari isu-isu penting seperti izin tambang bagi organisasi masyarakat, transisi pemerintahan, dan Pilkada Serentak 2024.
 
“Isu ini sengaja dibesar-besarkan untuk menutupi isu izin tambang yang kontroversial serta agenda politik Pilkada Serentak dan transisi pemerintahan yang semakin pragmatis dan elitis,” jelas Tegar.
 
Beberapa pengamat juga mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap lobi-lobi Israel. Efek negatif dari pertemuan ini tampaknya lebih dirasakan oleh aktivis dan intelektual Indonesia, sementara diduga ada pihak asing, seperti Niruban Balachandran, yang memfasilitasi pertemuan tersebut tanpa mendapat tindakan dari pemerintah.
 
“Kami tidak ingin isu terkait Israel ini terus dijadikan alat pengalihan isu oleh orang asing. Pemerintah harus menuntaskan hal ini,” ujar Tegar.
 
Dengan latar belakang tersebut, Jarum Demokrasi mengeluarkan pernyataan sikap untuk menjaga hubungan baik Indonesia dengan Palestina dan mencegah kegaduhan serupa di masa depan. Mereka mendesak pemerintah untuk:
 
Memastikan agenda-agenda politik nasional berjalan secara transparan dan konsisten membela kemerdekaan Palestina serta mengutuk genosida Israel.
 
Melakukan tindakan tegas terhadap orang asing yang membuat kegaduhan di Indonesia demi menjaga marwah dan kedaulatan bangsa.
 
Khususnya pihak Imigrasi untuk mendeportasi atau mencekal Niruban Balachandran dan oknum lainnya yang terkait dengan lobi-lobi Israel, guna menjamin pelaksanaan agenda demokrasi di Indonesia.
 
Dengan pernyataan ini, Jarum Demokrasi berharap agar perhatian kembali difokuskan pada isu-isu penting nasional dan menjaga kehormatan diplomasi Indonesia di mata dunia.
Sumber : Banyumas Ekspres

Post a Comment

0 Comments