Ilustrasi
gambar. (CNNIndonesia/Safir Makki)
MAJALAHJURNALIS.Com
(Surabaya) - Sebanyak 905 desa di
27 kabupaten/kota Jawa Timur terancam mengalami kekeringan akibat musim kemarau
hingga September 2024.
Kepala
Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jawa Timur Gatot Soebroto mengatakan, pihaknya mulai
melakukan menyalurkan air untuk meminimalisasi dampak kekeringan tersebut.
"Kami
antisipasi ada 905 desa. Dari 27 [kabupaten/kota] itu sudah dilakukan
distribusi air bersih, mulai dari Ponorogo, Bojonegoro, Pasuruan itu sudah
dilakukan," kata Gatot saat dikonfirmasi, Kamis (5/9/2024).
Gatot
mengatakan, salah satu wilayah paling terdampak ialah Kabupaten Bojonegoro.
Sebab di sana terdapat 106 desa yang terancam mengalami kekeringan.
"Yang
jadi perhatian sekarang posisinya paling banyak di Bojonegoro. Ada 106 titik
desa," ucapnya.
Modifikasi Cuaca
Selain
itu, untuk meminimalisasi dampak kekeringan agar tak makin meluas di
Bojonegoro, pihak BPBD dan BMKG Jatim melakukan modifikasi cuaca di wilayah
itu.
"Modifikasi
cuaca untuk mengisi kekurangan air yang ada di Waduk Pacal, sekitar dua minggu lalu
sudah dilakukan," ucapnya.
Anggaran
yang dipakai buat distribusi air bersih ke berbagai daerah terancam kekeringan
saat ini masih dibagi dengan kabupaten/kota.
Apabila
anggaran dari masing-masing daerah sudah habis, BPBD Jatim bakal mengalokasikan
anggaran regulernya untuk kebutuhan distribusi air bersih. Hal itu sebagaimana
yang terjadi di Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Blitar.
"Seandainya
musim kering masih panjang, dan kebutuhan air warga masih tinggi serta alokasi
kami habis, kami bisa gunakan alokasi BTT (Belanja Tidak Terduga) yang disiapkan
Pemprov Jatim," ujarnya.
Gatot
mengimbau agar masyarakat di Jatim bisa lebih bijak dalam memanfaatkan air
bersih. Apalagi September ini merupakan puncak musim kemarau di Indonesia.
"Prinsipnya,
saat ini kita mengharapkan masyarakat bisa memanajemen air yang mereka miliki
untuk digunakan secukupnya dalam satu keluarga," kata dia.
Sumber
: CNN Indonesia
0 Comments