Para pejuang Hamas, kelompok militan
Palestina. (REUTERS/IBRAHEEM ABU MUSTAFA)
MAJALAHJURNALIS.Com (Jakarta)
- Sumber senior Hamas mengonfirmasi bahwa ada gerakan yang
meminta kelompok militan Palestina itu untuk meninggalkan Doha, Qatar. Namun,
sumber itu menyebut belum menerima permintaan dari Qatar untuk meninggalkan
Doha.
Menurutnya, ada banyak laporan tentang
permintaan Amerika Serikat (AS) agar Hamas meninggalkan Doha. Sejak 2012, Hamas
memiliki kantor politik di Doha.
Sumber tersebut mengatakan kepada
Asharq Al-Awsat bahwa gerakan tersebut telah mengetahui adanya permintaan AS
dan meningkatnya tekanan untuk pengusiran Hamas, tetapi pemerintah Qatar belum
mengajukan permintaan apa pun dari para pemimpin Hamas.
"Ini telah terjadi beberapa kali
sebelumnya, dan tampaknya ini merupakan bentuk tekanan AS yang ditujukan untuk
memaksa gerakan tersebut membuat konsesi dalam negosiasi gencatan senjata yang
terhenti di Gaza," beber sumber itu seperti dilansir Asharq Al-Awsat.
Selain itu, seorang pejabat senior
Hamas mengatakan kepada AFP pada hari Sabtu (9/11/2024) bahwa kelompok militan
tersebut tidak menerima indikasi apa pun dari Qatar bahwa mereka harus
meninggalkan negara tersebut, tempat kantor politiknya telah bermarkas selama
bertahun-tahun.
"Kami tidak memiliki apa pun
untuk dikonfirmasi atau disangkal terkait dengan apa yang dipublikasikan oleh
sumber diplomatik yang tidak disebutkan namanya dan kami belum menerima
permintaan apa pun untuk meninggalkan Qatar," kata pejabat tersebut dari
Doha.
Sebelumnya, sumber diplomatik
mengatakan kepada AFP pada hari Sabtu bahwa "Qatar memberi tahu Israel dan
Hamas bahwa selama ada penolakan untuk menegosiasikan kesepakatan dengan itikad
baik, mereka tidak dapat melanjutkan mediasi."
"Akibatnya, kantor politik Hamas
tidak lagi menjalankan fungsinya," kata sumber yang tidak mau disebutkan
namanya itu.
Qatar, yang merupakan rumah bagi
pangkalan militer utama AS, telah menjadi tuan rumah bagi kepemimpinan politik
Hamas sejak 2012 dengan restu Washington.
Selama pembicaraan setelah serangan
Hamas pada 7 Oktober di Israel tahun lalu, pejabat Qatar dan AS mengindikasikan
bahwa Hamas akan tetap berada di Doha selama kehadirannya menawarkan saluran
komunikasi yang layak.
Sumber : CNN Indonesia
0 Comments