Ticker

7/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Kesalahan Besar Erick Thohir Pecat Shin Tae-yong. Lalu Apa Jaminannya?

 Oleh : Thamrin BA



MAJALAHJURNALIS.Com Bayang-bayang mimpi indah Timnas Indonesia lolos Piala Dunia 2026 dan Olimpiade dengan mendepak pelatih Kepala Timnas Indonesia Shin Tae-yong (STy) adalah kesalahan besar buat Erick Thohir sang Ketua Umum PSSI dan belum ada jaminannya terhadap pelatih baru. Padahal kontrak STy berakhir di tahun 2027. Ada apa dengan Erick Thohir?
 
Kita masih ingat, bahwa STy telah menorehkan segudang prestasi dan sejarah-sejarah di sepakboia Indonesia dengan terciptanya sejarah baru dibawah asuhan STy. Peringkat Indonesia di rengking FIFA dari 174 dunia sekarang disekitaran 127 dunia. Semua itu berkat kerja keras STy dan pemain.
 
Lalu mengapa STy didepak? Padahal Timnas senior Indonesia terakhir kalinya baru mengalahkan Arab Saudi dengan skor 2-0. Artinya peforma Timnas sedang baik-baik saja.
 
Jika dikatakan orang-orang yang lebih paham tentang sepakbola termasuk Exco PSSI bahwa disebabkan kekalahan lawan China 2-1 dan gagal di Piala AFF 2024.
 
Jikalau kita putar ulang saja saat pertandingan melawan China, selama pertandingan Timnas Indonesia mendominasi selama 90 menit, hanya faktor keberuntungan yang belum berpihak kepada Timnas kita.
 
Kita sama-sama menyakini bahwa dalam setiap langkah, perbuatan maupun hasilnya ada campur tangan Tuhan, artinya Tuhan tidak mau kita cepat puas dengan mendewa-dewakan seseorang ataupun lainnya. Dan dalam permainan Timnas Indonesia saat itu sangat baik dan pola menyerang total. Indonesia kalah hanya faktor keberuntungan yang belum berpihak pada Timnas kita.
 
Ketika lawan Timnas Jepang di GBK Jakarta, Timnas kita kalah telah 4-0. Disini perlu kita kaji. Timnas Indonesia sejak ditangani STy, baru bangun dari tidur panjangnya. Sementara Timnas Jepang saat Timnas kita masih tidur panjang, Timnas Jepang sudah menjadi langganan pegelaran Piala Dunia dan sudah menjadi Raja Asia. Lalu mengapa itu jadi perbandingannya?
 
Jika dilihat dari pemain-pemainnya, pemain Timnas Jepang main di Liga kelas 1 dunia disetiap negara raksasa sepakbola dunia, sementara pemain Timnas Indonesia main di Liga 2 dan 3 dunia di negara-negara Eropa kelas yang notabene bukan negara raksasa sepakbola dan ada 1 dan 2 pemain yang mainnya di Liga 1 dunia seperti di Italia. Selanjutnya main di Liga 1 Indonesia. Artinya kualitas dan kuantitas pemain jauh dibawah dari rata-rata pemain Timnas Jepang. Akan tetapi STy mampu meramunya dengan baik dan sempurna menjadikan Timnas menjadi Tim tangguh dan menjadi perbincangan hangat di dunia Internasional.
 
Hal itu disempurnakan lagi sebelum akhir Tahun 2024 dengan menggebuk Arab Saudi 2-0 yang notabene tak pernah dikalahkan Timnas Indonesia sebelumnya. Apakah ini bukan prestasi dan terciptanya sejarah?
 
Jika alasannya Piala AFF 2024 Timnas U-22 Indonesia gagal melewati fase grup, itu tidak masuk akal, sebab tim tersebut sebelum diturunkan sudah disetujui oleh Exco dan Ketum PSSI Erick Thohir dengan menurunkan Tim Junior ke Piala AFF. Dengan sebutan Tim-Tim Pramuka.
 
Alasan tidak diturunkannya Timnas Senior dikarenakan waktunya berdekatan dengan penyisihan Piala Dunia Zona Asia. Sehingga diputuskan bersama untuk mengirimkan Timnas Junior. Agar pemain senior tidak mengalami cedera dan apalagi Piala AFF tidak masuk dalam kelender FIFA sehingga klub berhak tak mengizinkan pemainnya untuk membela Timnas.
 

STy Sengaja Dikorbankan karna ada Segelitir Orang Benci Sepakbiola Indonesia Maju

 
Inilah dampaknya jika sepakbola dipolitikkan atau politik masuk ke dalam sepakbola. Pendapat penulis didalam dunia politik, yakni; untuk mencapai satu tujuan apapun resikonya harus dikorbankan tanpa melihat siapapun dan siapa dia.
 
Jika itu terjadi, maka Mafia Bola akan berperan didalam mengatur segala ketentuan ataupun kebijakan yang bakal terjadi, termasuk dengan hasil suatu pertandingan. Atau pun dengan bahasa lazim orang awam menyebut, ‘Segala cara dibuat, yang penting ada hasilnya’.
 
Kemungkinan STy adalah korban dari orang-orang yang membenci dirinya karena selama ini Erick Thohir sang Ketua Umum PSSI terkesan memanjakannya dengan pemberian fasilitas yang membuat orang lain cemburu.
 
Apalagi gagasan untuk melanjutkan naturalisasi dengan mengambil pemain-pemain berdarah Indonesia adalah hasil kemauan STy dan Erick Thohir mengingat ambisi PSSI sangat besar, sehingga menciptakan pemain instan yaitu dengan mendatangkan wajah-wajah Eropa (Blasteran) ke Indonesia. Nyatanya berhasil.
 
Orang-orang yang benci sepakbola Indonesia maju. Adalah orang-orang yang tak terpakai lagi di pengurusan PSSI saat ini. Akhirnya dengan menggunakan media sosial mengobok-obok STy dan PSSI maupun pemain blasteran serta lokal. Dan sekarang terkabul. Selamat buat orang-orang yang telah membuat suasana sepakbola Indonesia kita menjadi gaduh. Semoga ambisi anda tercapai.
 

Apa Jaminan Erick Thohir terhadap Timnas Indonesia




Keinginan Erick Thohir bersama kroni-kroninya sudah tercapai. Alasannya agar menjaga asa untuk Timnas Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026 dengan mendatangkan pelatih-pelatih kelas dunia dari Belanda mengingat 90 % pemain indonesia adalah naturalisasi.
 
Jika itu berhasil, seluruh rakyat Indonesia mengucapkan syukur dan terimakasih kepada Ketua Umum PSSI. Dan jika itu gagal, apa sanksinya?
 
Mengingat Timnas Indonesia saat ini sedang baik-baik saja. Bukankah anda (Erick Thohir) pernah menyebutkan, bahwa digrup yang dihuni Timnas saat ini adalah grup neraka! Ternyata Timnas kita dibawah STy mendapatkan poin 6 diurutan ke 3 klasmen sementara. Dan itu melebihi apa yang dibuat negara-negara Asean seperti Vietnam dan Thailand. Apakah itu tidak sejarah? Apakah itu tidak prestasi? Walaupun tanpa gelar.
 
Lalu apa tuntutan rakyat Indonesia jika Timnas gagal lolos Piala Dunia? Kalo ditanya sama penulis artikel ini. Beliau berpendapat, “Erick Thohir Wajib Mengundurkan Diri dari Ketum PSSI”. Jika tidak mau, Yach.... dilengserkan saja! Sebab dia sudah membuat blunder ditengah-tengah Bangsa Indonesia berharap sangat tuk lolos ke Piala Dunia 2026 dibawah asuhan STy sang pelaku sejarah persebakbolaan di Indonesia, sebab tak satupun pelatih kelas dunia belum mampu menciptakan sejarah ditingkat sepakbola dunia. (Penulis adalah pemerhati dan pencinta sepakbola nasional)

Post a Comment

0 Comments