MAJALAHJURNALIS.Com (Deliserdang)
– Rumah setapak milik Thamrin BA Pemimpin
Redaksi (Pemred) majalahjurnalis.com. Majur TV dan Sekretaris DPW APPI (Dewan
Pengurus Wilayah Asosiasi Pengusaha Pers Indonesia) Provinsi Sumatera Utara dan
Sekretaris Umum DPW PPMI (Dewan Pengurus Wilayah Persaudaraan Pekerja Muslim
Indonesia) Provinsi Sumatera Utara akan diganggu (diitimadasi) oknum Ketua RT
bernama Dedek Dusun XXIV Desa Sampali Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli
Serdang, Provinsi Sumatera Utara. Dijelaskan Thamrin BA pada media ini, terjadi
adu mulut Saya (Thamrin BA) dengan Dedek
yang diketahui Ketua RT di Dusun XXIV Desa Sampali, Jumat (14/3/2025) sekitar
pukul 15.45 Wib di Jalan Suryadi di depan Kedai Aceh.Desa Sampali. Saat itu, saya bersama istri saya hendak
berbelanja untuk persiapan berbuka puasa di Kedai Aceh. Setelah saya parkirkan
sepeda motor saya, lalu istri saya masuk ke dalam kedai tersebut untuk berbelanja
dan didalam kedai itu terlihat ada sosok lelaki kulit agak hitam mengenakan baju
kemeja kotak duduk disudut sebelah kiri kedai sedang menelpon seseorang. Lalu saya masuk menghampiri istri saya
yang sedang memilih-milih bahan yang hendak dibeli. Lalu saya menyapa oknum RT
tersebut, karena saya kenal sewaktu BPRPI Tanjung Mulia diketuai Almarhum Syahrum
Lubis saat bersiteru dengan PTPN II Kebun Sampali. Saat ini kami turut serta
memberitakan pergerakan BPRPI Tanjung Mulia. “Apakabar Pak Dedek!” dia menjawab
baik dan bertanya tentang tanah yang saya usahai dan tunggui di Jalan Afnawi
Noeh Gang Afnawi Noeh 17 di Dusun XXIV. Oknum RT tersebut mempertanyakan luas
tanah saya dan dijelaskannya dia akan memetakan lokasi tanah disekitar Afnawi
Noeh untuk dilakukan dipetakan dan akan dimohonkan kepada Gubernur Sumatera
Utara, kemungkinan untuk pelepasan aset tanah dan akan dibuatkan sertifikat,
itulah rumor yang berkembang saat ini. Secara spontan saya jawab, “Ah Eggak
Jelas itu!” Lalu dibantahnya, Kalo enggak jelas
kenapa kau beli disitu? Berati kau mau jadi penghianat? Tuduh Dedek dengan nada
tinggi dengan wajah geram. “Itu urusan aku. Dan aku tak pernah
jadi penghianat,” jawab Thamrin gamlang, “Tanah itu kubeli dari Jali pengurus
BPRPI Tanjung Mulia lengkap semua dengan surat-suratnya termasuk transaksi
pembeliannya.” Dan perdebatan tersebut sampai ke
pinggir (tepi) Jalan Suryadi, masing-masing naik ke sepeda motornya disaksikan
warga setempat yang melintasi dibadan jalan tersebut. “Kenapa kau (red-Dedek) marah. Itu tanah,
tanahku, uang, uang aku. Lalu apa urusanmu? Thamrin kembali bertanya pada
Dedek, “Ingat ya...Jangan kau ganggu tanahku! Berani kau buat Surat Pernyataan
diatas materai? Bagaimana jika gagal? Apa sanksinya?”. “Kenapa? Aku siap bikin Surat Pernyataan. Wartawan apa kau!”
jawabnya menantang dengan nada tinggi agar dilihat warga yang menyaksikan
pertengkaran tersebut, “Akan kuganggu (Diintimidasi) tanahmu. Lihatlah nanti!
Aku tak peduli kau beli dari siapapun,” ancam Dedek dengan suara lantang seperti
gaya premanisme.
Seketika itu, sosok Ketua RT Dedek dengan daya premanisme tersebut berlalu
arah ke Pasar IV Mabar Hilir Kecamatan Medan Deli, Kota Medan. Kepada awak media, Thamrin menyesalkan
tindakan dan ancaman dari Ketua RT Dusun XXIV Desa Sampali, “Selaku Pelindung
dan Pengayom warga di lingkungannya Rukun Tetangga (RT) tak selayaknya, ia
mengatakan begitu. Seperti gaya premanisme. Saya tidak ada, mau menghambat program
dia (red-Dedek), Cuma saya tidak setuju dengan gagasannya. Wajar toh... Inikan
negara demokrasi. Walaupun dia seorang RT pejabat pemerintahan terendah,
seharusnya memegang filsafah didalam Abdi Negara. Dia lakukan itu kepada saya,
bagaimana dengan warga yang lainnya. Kan kasiahan jika harus keluar ini dan
itu. Akan tetapi lain ceritanya, jika
Gubernur Sumatera Utara yang meminta kepada Pemerintahan Desa Sampali
diteruskan ke Kepala Dusun dan RT-nya untuk melakukan pemetaan tanah warga di
Jalan Afnawi Noeh agar dilepaskan kepada warga yang mendiaminya untuk dibuat
legalitas tanahnya berupa Sertifikat. Inikan tidak! Yang tidak setuju dituding
penghianat pergerakan. Perjuangan. Kasian warga jika rencana itu gagal. “Jika ada perintah dari Kepala Desa
Sampali. Oke, selaku warga kita setuju. Lalu bagaimana jika itu hanya program
akal-akalan saja. Warga jadi korban! Saya minta jangan munculkan asumsi-asumsi
yang tidak jelas dilahan yang masih simpang siur, jangan dimanfaatkan situasi
saat ini. Warga sudah cukup lama menderita atas ketidakpastian tanah yang
diduduki mereka. Dan ancaman saudara Dedek, tetap saya pantau dan saya analisa waktu demi
waktu, karena saya sudah tidak nyaman lagi, tutup Thamrin. (red)
0 Comments